Aku bertemu Anette
Anette perempuan yang asing bagiku
Namun, Anette sangat ramah

Anette bercerita tentang keluarga
Anette menarik simpati
Anette perempuan yang aktif dan pintar
Anette jujur dan apa adanya
Anette perhatian
Anette menerima hidup yang berat
Anette menikmati hidup dengan ceria
Anette memiliki banyak teman
Anette kadang sensitif
Anette kadang terlalu lugas

Waktu berlalu dan Anette masih ceria
Anette memiliki banyak pacar (berurutan)
Anette memiliki konsep yang aneh dalam pacaran
Anette menyukai musik dan mi instan
Anette mencintai travelling
Anette penuh akal
Anette menyukai komunitas ramai
Anette pecinta gadget
Anette mampu hibernasi 10 jam
Anette tak bisa hidup tanpa HP
Anette tak bisa hidup tanpa lagu
Anette senantiasa butuh inspirasi
Anette butuh dicintai

Beberapa waktu kemudian, aku baru tahu, namanya bukan Anette
Siapa nama aslinya? Entahlah.

Aku menjadi dekat dengan Anette
Aku makin mengenal Anette
Aku menyayangi Anette
Anette menyayangi aku
Keadaan berubah
Aku berubah, Anette berubah
Cinta dan masa depan bukanlah solusi
Aku terhenti, Anette terhenti

Jujur, aku tetap mencintai Anette
Bukan sebagai Anette "sang kekasih"
Tetapi Anette adik kecilku

***

Aku mencari Anette, berbisik, berteriak
Tak ada jawaban ketika aku diam
Oh, aku lupa: dalam diriku ada Anette
Jawaban ada dalam diriku

Perempuan sedang menikmati hidupnya
Lelaki datang memperhatikan
Perempuan merasa senang
Lelaki memberikan sayangnya
Perempuan membalas dengan cinta yang tulus

Lelaki mengalami depresi
Perempuan mencoba membantu meringankan
Lelaki menjadi kurang sabar
Perempuan dimakinya
Lelaki menjadi susah dimengerti
Perempuan mencoba lagi
Lelaki memakinya lagi
Perempuan terluka hatinya, dan wajahnya berpaling

Lelaki mencari perempuan
Perempuan masih ada ditempatnya
Lelaki menyesal
Perempuan memaafkan
Lelaki masih menyayangi
Perempuan takut untuk membalas sayangnya

Lelaki.. (tulis sendiri kelanjutannya)

Cinta itu tulus dan menjadi sebuah titik yang perlu dicapai ketika perselisihan dan pertengkaran mulai melanda. Keutuhan hubungan adalah perjuangan yang didasarkan cinta. Kita selalu berusaha mengerti satu sama lain, berusaha jujur, berusaha menganggap bahwa masalah itu selalu memiliki solusi, dan mengembangkan hari dengan lebih kreatif. Aku tak ingin kehilangan kamu; karena kehilangan kamu berarti juga kehilangan pelengkap hidupku. "You complete me ... " (ini quote dari Jerry MacGuire) mungkin cocok sekali sebagai ungkapanku padamu.

Aku sempat AMAZED denganmu 2 detik: kamu cakep banget. Ada perempuan putih, kulitnya bersih dan kalem ... membawa gitar. Dia kelihatan malu. Menunduk dan segera duduk lalu ke kamar mandi. Aku mengambil minum untuknya (ini bukan courtesy atau basa basi, tapi aku tahu bahwa paling enak itu ya minum ketika baru datang setelah bercapek-capek nunggu). Kita segera membuka obrolan...

Waktu berlalu cepat dan kita cepat juga menjadi akrab. Kita seperti sudah sering bertemu dan pacaran bertahun-tahun. Sudah mengenal seluk beluk tentang masing-masing. Waktu itu tanpa disadari, ketika membicarakan sesuatu, subjeknya berubah dari aku dan kamu ke kata KITA. Kita adalah representasi dua atau lebih subjek yang punya kepentingan sama. Kita itu ya aku dan kamu.

Aku memelukmu untuk pertama kalinya. Aku tak merencanakan hal itu. Alasanku kenapa aku memelukmu: aku mau menunjukkan bahwa aku menyayangi kamu ... that's all. Aku menyukai wangimu. Kita berciuman sesudahnya, menonton film, menyanyikan lagu. Aku tahu, dan aku sadar, aku mencintai dia.

Aku mencintainya. Aku tak mau mengingkari diriku sendiri bahwa aku mencintainya. Dia adalah perempuan satu-satunya dalam hidupku yang hampir sama sekali berbeda denganku, yang aku cintai dengan tulus. Jujur aku tak pernah menyesali cintaku padanya... sampai kapanpun, karena dia memang layak dicintai.

Sore ini aku seperti kehilangan kamu: kamu lenyap, aku lenyap ... gak tahu kenapa. Jenuh? Aku gak jenuh ... aku merindukan kamu setiap detik. Sayangku padamu tetap konsisten.

Aku bingung. Kenapa kamu seperti posesif kepadaku. Aku merasakannya akhir-akhir ini.

Aku minta maaf. Kadang aku sulit membedakan antara memberikan perhatian dan posesif. Batasnya memang tipis. Aku juga bisa merasakan kalau kamu terganggu, tapi mungkin juga kamu suka dengan sms-smsku. Dua-duanya itu mungkin yang kamu rasakan. Tapi aku suka memberikan perhatian itu; mohon tidak disalahpahami dengan posesif. Karena jujur aja, aku tidak pernah memiliki orang lain. Semua milikmu dan Tuhan. Bukan milikku. Aku, kamu, semua itu titipan Tuhan. Aku tidak meng-control orang, aku cuma berusaha memahaminya saja ...

Apa sih yang kamu cari dari aku?

Segala tentangmu.
Tahu nggak ... aku kadang juga punya harapan yg lucu dan utopis: harapan bahwa kamu bisa jadi ibu anak-anakku ...

Aku menerimamu apa adanya karena aku tahu bahwa suatu saat kamu harus mandiri, independen, dan memiliki keluarga kecilmu sendiri. Di situ kamu menjadi individu yang kadang selalu memberi, tidak lagi menerima. Oleh karena itu, aku ingin mengajakmu belajar tentang hidup; belajar tentang bagaimana menjadi dewasa; belajar bagaimana memahami orang lain; belajar tentang motif-motif psikologi mengapa orang melakukan ini-itu. Aku tahu kamu memiliki semangat belajar yang tinggi, dan aku tahu kamu itu pintar. Jangan sekali-kali underestimate dirimu dengan mengikuti mood-mu dalam mempelajari sesuatu atau bermalas-malasan. Kamu memiliki kemampuan yang bagus untuk maju; dan semua keinginanmu bisa tercapai hanya dengan semangat belajar dan rajin serta konsisten (sungguh-sungguh). Hasil akan datang menyusulmu. Jangan berpikir tentang hasil, tapi nikmati proses belajarmu. Aku ingin kamu sungguh-sungguh dalam mempelajari segala sesuatu, dan aku yakin kamu bisa. (Aku saja yakin, apalagi dirimu sendiri).

Aku banyak belajar juga darimu. Aku berusaha memahamimu. Aku menyayangimu.

Aku kesepian antara jam 8pm - 12pm: tidak ada sms darimu, menyebalkan. Makanya kutelpon kamu, dan aku ingin tahu kamu lagi ngapain saat itu. Ternyata ada tamu keluarga. Aku seperti posesif terhadapmu, seperti sudah memilikimu, seperti ingin kamu selalu ada. Padahal aku tahu bahwa kamu jauh di sana. Tapi aku ingin selalu membaca pesan-pesanmu. Seperti sudah kecanduan kamu ...

Ketegangan atau stress, kata ayahku, adalah sesuatu yang harus dinikmati. Di balik stress itu, kita diminta belajar tentang beban-beban apa saja yang membuat kita tegang, memilah-milah masalah, mengendalikan perasaan, menikmati kesendirian, menikmati chaos dalam pikiran dan perasaan, memindahkan konsentrasi dari satu masalah ke masalah yang lain, dan terus belajar tentang hidup.

Ketika kamu mengatakan bahwa kamu stress, terus terang aku bingung. Karena biasanya aku yang stress dan aku yang membuat orang lain bingung. Aku juga heran, ternyata orang yang demikian kalem dan logis sepertimu itu bisa stress juga. Stress milikmu adalah milikku juga. Oleh karena itu, dengan segala keterbatasanku, aku berusaha menghiburmu. Aku sedih banget kalau kamu stress. Tapi aku seneng karena kamu mengungkapkannya padaku. Aku suka kejujuran itu. Kalau kita sama-sama seatap, mungkin kamu gak perlu bilang. Cukup lihat wajahmu, aku tahu kamu sedih atau stress. Sesudahnya, aku ajak kamu bicara ringan, bercanda, cerita-cerita lucu dan menyanyi lagu-lagu kesukaanmu. Tapi kita pasti tidak lupa, bahwa masalah memang harus dipecahkan. Semua masalah pada dasarnya adalah sederhana dan tak rumit; yang membuat rumit adalah manusia-manusia dan keinginannnya. Kita ini simple dan apa adanya. Kelebihan lain kita: jujur. Tapi kenapa kita kok mau-maunya berkawan dengan stress?

Hal-hal lain juga banyak sekali yang kita bicarakan: mengapa aku sayang padamu, mengapa kamu menyukai aku, mengapa kamu berterus terang semua padaku, tentang agama, tentang batas-batas kita, dll. Kita membicarakannya dengan sangat terbuka dan jujur. Itu keunikan kita. Kita tahu batas, kita tahu makna kejujuran, kita merasakan hal yang sama, kita mencoba mengerti satu sama lain, dan kita mencoba cari solusi.

Yang kita perlukan cuma waktu dan tempat, di mana kita bisa berbagi hari dengan berbincang santai atau serius. Yang kuperlukan adalah kehadiranmu, tawamu, semua tentangmu. Aku cukup bisa menerima semua hal tentang dirimu. Itu keunikanmu, dan aku selalu menyukai sesuatu yang unik. Belum pernah aku menemukan seseorang sepertimu, begitu mudah, begitu unik, begitu tiba-tiba, begitu menyenangkan. Tentunya kita mesti siap dengan sesuatu yang sulit, dan tak menyenangkan. Tapi aku tahu bahwa respon kita kemungkinan sama: kita segera mencari solusi (ini yang juga kusukai darimu).

Aku laki-laki yang sama sekali tidak pernah mengalami yang kamu alami. Aku mungkin bisa memahami pedihnya semua itu, tapi aku tidak bisa benar-benar empati karena hal itu begitu jauh dariku. Aku yakin kamu lebih tegar, tabah dan sabar dariku dalam menjalani hidup. Oleh karena itu Tuhan memberikan cobaan padamu seperti itu. Aku orang yang fragile dan oleh karenanya Tuhan tidak mengujikan semua itu padaku. Tindakan Tuhan itu masuk akal, setiap orang akan diberikan ujian sesuai kemampuannya. Kamu tetaplah jadi orang yang sabar dan selalu pengertian: karena itulah yang kucemburui darimu.

Tahun 2000 setelah kakakku menikah, dan dia mulai tinggal sama suaminya, aku kirim sms sama dia.

"Pernikahan adalah penjara dimana seseorang mulai kehilangan kebebasan, mengikuti aturan org lain, diberi jatah 'makan', ditentukan jam tidurnya. Apakah penjaramu membahagiakan?"

.... gak lama dia jawab: "Iya. Ini jauh lebih baik daripada melajang tanpa orientasi. Pernikahan hanyalah penjara bagi orang yang melihatnya sebagai suatu kesalahan. Aku tidak. Aku melihatnya sebagai sesuatu yang benar dan membahagiakan"

Percakapan terhenti. Kini, kakakku punya dua anak, perempuan dan laki-laki. Lucu-lucu. Yang laki-laki mirip aku.

“Yang kurindukan: Gelap datang memelukku dengan hangat. Sampai aku merasa aman”

Arti pertama: Aku menyukai suasana gelap. Karena aku merasakan di kegelapan tersebut ada yang memelukku.

Arti kedua: Gelap datang, kamu (-yang tidak disebut) memelukku dengan hangat. Aku memang merindukan perasaan yang ngga bisa aku ciptakan tetapi keadaan yang menciptakan.

Gelap adalah malam, keheningan dan hawa dingin yang kurasakan. Saat itu ku ambil selimutku, menghadap ke kiri, ku taruh gulingku menempel di belakangku supaya punggungku hangat. Lalu aku tulis sms itu ke kamu..

“Aku ingin kamu disebelahku, dalam selimut, peluk aku dari belakang, cium rambutku, memegang tanganmu.. terlelap”

Lalu kamu tulis lagi..

“Menjadi aku dan kamu berarti menjadi bebas mengekspresikan semuanya. Tidak ada beban. Bebas, tak terikat. Kita menciptakan moralitas sendiri. Kita sama2 mencari kekayaan makna hidup. Kamu dan aku itu unik. Terikat oleh perasaan itu wajib”

Mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa" adalah hal yang sungguh mencerdaskan kita. Di situ kita memahami proses hidup, fenomena, sebab-akibat, manusia, perbedaan dan tujuan hidup. Kamu sedang mencarinya, demikian juga aku. Tak ada tempat berlabuh, yang ada: kita terus mencari ... dan mencari ... dan mencari.

Over all, aku melihat hidup ini sebaiknya harus dinikmati aja apa adanya. Aku punya cerita-cerita hebat yang bisa aku ceritakan. Aku punya keluarga kecil, walaupun kecil tapi sangat sayang padaku. Aku tidak punya beban dalam menjalani hidup ini, ikutin arus saja kemana perginya. Aku tidak perfeksionis yang menginginkan semuanya harus bagus, harus sesuai dengan keinginanku. Karena aku tau itu ngga mungkin. Aku ngga mau buang effort kalau memang prediksiku bilang bahwa itu ngga mungkin.
Satu lagi.. aku seorang pemalas.